Khazanah Kisah Islam Futuwwah

Ibn Abbas, sahabat dan sepupu Rasullulah saw. yang dikenal sebagai orang yang paling bijaksana pada masanya, menceritakan tentang peperangan melawan orang-orang kafir, yang jumlah tentaranya sepuluh kali
lipat dari tentara Islam.
Perang itu berkecamuk sepanjang hari, kedua belah pihak menderita korban yang sebanding jumlahnya. Ketika pertempuran itu berhenti menjelang fajar, aku mengambil sekantung air dan membawanya ke medan pertempuran, yang penuh dengan mayat-mayat dan orang-orang yang terluka. Aku mendengar banyak tentara Islam merintih dan meminta seteguk air. Aku mendekati seorang tentara yang tengah sekarat yang bibirnya tampak sangat kering. Ketika aku hendak memberinya minum, aku mendengar tentara lain yang tak jauh dari situ meminta air. Tentara yang terluka itu menyuruhku untuk memberikan air kepada tentara yang lain terlebih dahulu. Ketika aku mendekati orang yang kedua, kami mendengar tentara musuh yang tergeletak tak jauh dari situ merintih minta air. Tentara Islam itu meminta aku untuk memberikan air kepada tentara musuh itu terlebih dahulu. Setelah aku memberikan air kepada tentara musuh yang terluka itu, aku kembali kepada tentara musuh yang terluka itu, aku kembali kepada tentara Islam tersebut, tetapi dia telah telanjur minum anggur kesyahidan (menemui ajalnya). Aku kembali kepada tentara yang pertama, tetapi diapun telah menghadap Tuhannya.
Begitulah khazanah kemurahan hati dan belas kasihan yang tercakup dalam futuwwah.
Kebajikan-kebajikan yang begitu menyolok dalam Islam seperti yang digambarkan dalam kisah tersebut didasarkan pada perilaku Nabi Besar Muhammad saw,. anggota keluarganya, keempat khalifah yang mewarisi, dan sikap beliau yang sempurna. Inilah landasan pokok filosofi futuwwah. Futuwwah adalah pernyataan pikiran. futuwwah berarti menempatkan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi. Futuwwah juga berati menghapus rasa keangkuhan, sabar dan tabah terhadap cobaan, dan meringankan kesulitan orang lain. Futuwwah berarti pertentangan yang pantang menyerah terhadap kezaliman, dan lebih dari itu, futuwwah adalah cinta dan kasih sayang. Cinta kasih adalah esensi futuwwah; cinta kepada Allah, cinta kepada mahkluk_Nya, dan cinta kepada kasih sayang itu sendiri.
***
Sumber: Futuwwah konsep pendidikan kesastraan di kalangan sufi.
Oleh. IBN AL-HUSAIN AS-SULAMI. Al-Bayan Bandung 1992.
Previous
Next Post »